Kota Pacitan yang terletak di ujung barat daya Provinsi Jawa Timur tidak hanya dikenal dengan destinasi wisata pantai dengan keindahannya yang begitu mempesona, tetapi dikenal juga sebagai kota 1001 gua. Hal ini disebabkan karena sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan kapur, inilah yang kemudian menjadi ciri khas daerah Pacitan.
Istilah “Kota 1001 Gua” tidak muncul begitu saja, konon istilah tersebut dicetuskan oleh Soerodo Djatiwasisto Endro Waluyo seorang pejabat yang pernah menjadi camat di beberapa wilayah Kota Pacitan. Beliau yang pada saat itu sedang menjabat sebagai Camat Punung mempunyai maksud ingin mempopulerkan obyek wisata gua yang banyak terdapat di daerah tersebut. Salah satu obyek wisata yang ingin diperkenalkan kepada masyarakat luas adalah Gua Gong di Desa Bomo dan Gua Tabuhan di Desa Wareng, keduanya berada di Kecamatan Punung. Tidak hanya di Kecamatan Punung, hampir di seluruh wilayah Pacitan terdapat gua-gua yang belum terekspos keberadaanya hingga sekarang. Dari sinilah Pacitan lekat dengan sebutan “Kota 1001 Gua”. Pacitan memiliki potensi yang sangat besar dalam hal ke pariwisata dan perairan. Namun sayang, hal ini belum disadari secara mendalam oleh masyarakat setempat. Yang mana masyarakat khususnya di daerah Kecamatan Donorojo dan Kecamatan Pringkuku masih mengalami krisis air bersih.
Hal itu terbukti dengan banyaknya sumur-sumur yang dibangun oleh warga sebagai wadah penampung air ketika musim hujan dan air tersebut dimanfaatkan ketika datang musim kemarau. Selain itu, ditemukan pula saluran pipa air di sepanjang jalan Desa Girintrontro hingga perbatasan Dusun Sobo yang berfungsi menyalurkan air dari pusat kota ke daerah- daerah terpencil. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah, dimana dengan potensi gua yang ada di Kota Pacitan seharusnya dapat menjadi jalan keluar bagi permasalahan masyarakat setempat. Penelusuran gua dapat dilakukan untuk mencari gua-gua mana saja yang memiliki potensi untuk dapat dimanfaatkan sumber air nya agar dapat mengatasi permasalahan tersebut. Tentu bukan hal yang mudah, perlu bantuan dari berbagai pihak yang terkait di dalamnya untuk melakukan penelitian terhadap gua-gua tersebut, seperti peran pemerintah setempat, komunitas pecinta alam, dan masyarakat sekitar.
Kontributor: Divisi Caving