Lompat ke konten

Sejarah

SEJARAH MAPALA MITAPASA

Pendahuluan

Mitapasa dapat sebesar seperti yang sekarang ini tidak terlepas dari keberadaan Mitapasa (Mittapasa red ) yang kecil, minoritas anggota dan sarana pendukung, dan  bahkan  termarginalkan dari hiruk pikuknya kehidupan kampus.

Awal mula eksisnya Mitapasa tidak terlepas dari sebuah tanda tanya yang besar dilingkungan komunitas kampus (F.T. IAIN Walisongo Salatiga red ). Apa itu Mittapasa ? Dengan segala atribut dan simbol yang melekat pada diri Mittapasa.

Meski sampai sekarang belum ada sebuah kesepakatan yang tetap, sebagai pijakan History Mitapasa secara utuh, kami akan mencoba memberikan sesuatu yang kami tahu sebagai konstribusi kami untuk sedikit dapat membuka tabir tentang asal usul Mitapasa.

Latar Belakang

Berawal dari sebuah kumpul-kumpul dan omong-omong sampai diskusi-diskusi yang orientasinya adalah masalah alam yang dilakukan para cikal bakal sebagai penggagas berdirinya Mittapasa, memunculkan suatu konsep, pandangan, ide atau gagasan untuk membentuk suatu wadah sebagai sarana untuk menyatukan dan memperjuangkan serta menyalurkan konsep-konsep pemikiran, pandangan-pandangan, maupun ide atau gagasan tersebut dalam realitas kehidupan. Maka muncullah Mittapasa ( Mahasiswa Tarbiyah Pecinta Alam Salatiga ) sekitar tahun 1988.

Perkembangan MITAPASA

Awal dideklarasikannya mapala Mittapasa oleh angkatan pertama (88/89) bertempat di gunung Merbabu, yang selanjutnya banyak diadakannya kegiatan kepecintaalaman, seperti pendakian, sisir sungai, dll.

Diantara pelopor Mittapasa angkatan ‘88/89 adalah Arif Yazin sebagai utusan dari lembaga untuk mengelola Mapala Mittapasa sekaligus sebagai ketua pertama dan dan bendaharanya Siti Asdiqoh (sekretaris progdi PAI STAIN Sltg).

Jadi kurang lebihnya sekitar tahun 88 – 91/92 sudah dimulai aktifitas Mittapasa bersama dengan UKM yang lain, (misal : Getar).Tapi berbagai kendala yang ada di Mittapasa pada waktu itu membuat vacum kegiatan-kegiatan yang ada di dalam Mittapasa sendiri, dan Getar masih aktif tanpa kendala kevacuman. Bukti data yang dapat digali pada tahun pra ’94 adalah alokasi anggaran Mittapasa Rp.800.000/th di Senat Mahasiswa Fakultas IAIN Walisongo. Selain itu Umi Hanna (‘94/95) sebagai sekretaris Mittapasa pernah membawa stempel yang dibuat pada tahun 1988 dan data ploting dana oleh Sema untuk Mittapasa sekitar 800.000/th. Dari stempel tersebut juga tergambar lambang mapala meski masih sangat sederhana dibandingkan dengan yang ada sekarang ini.

Sampailah pada tahun aufklarung 94/95 sebagai pembawa angin segar untuk bangkit kembali, tepatnya pada tanggal 16 Juli 1994 yang juga dijadikan NTA sekarang sebagai hari berdirinya UKM Mapala Mitapasa. Dan tahun 1994 lambang Mitapasa dilengkapi dan dibuat makna filosofis kembali  oleh Muhammad Rifa’i (ketua ’94 yang juga Waka Racana) dan disepakati oleh temen-temen. (Termasuk stempel dan bendera)

Tahun pertama kepengurusan ’94 belum mempunyai peralatan yang menunjang kegiatan (seperti: mountenairing, navigasi ,dll).Sehingga untuk menunjang kegiatan mesti pinjam peralatan, antara lain pinjam di Yonif 411 dan pinjam dari teman-teman Mawapala. Selain itu anggota Mittapasa dituntut kreatif untuk mengadakan peralatan alternatif.

Hingga pada tahun 1995 mereka mengajukan permohonan minta peralatan kepada lembaga dan dikabulkan. (tali carmantel dan penunjangnya)Kegiatan pada periode pertama yang dilaksanakan adalah : ekspedisi ke gunung Sumbing dengan peserta sekitar 16 orang.Dan belum sempat melaksanakan Perndaspala. Karena Pendaspala Mittapasa I dilaksanakan pada periode tahun ‘95/96.

Pernah juga temen-temen Mitapasa meminjam Wall Pengda Semarang sekitar satu tahunan yang barsan dipinjam Klaten dan di angkut ke Salatiga.Itu juga merupakan cikal bakal pertama bagi Divisi Rock Climbing untuk unjuk gigi, karena sampai tahun 2000 dan sampai sekarang Mitapasa masih mempunyai tiga divisi.Gunung Hutan,Rock Climbing dan Konservasi Lingkunga Hidup sampai pada pencapaian prestasi tingkat nasional sebagai juara II kategori Divicult Putri (Endang Karniti ’03)

 Mittapasa Mengalami Perkembangan Nama

Mapala Mittapasa yang berdiri sekitar tahun ’88, dengan segala pasang surut aktifitasnya, sehingga mengalami era kebangkitannya lagi di tahun ’94, tidak terlepas juga dari sejarah intitution di mana Mittapasa bernaung.

Mittapasa berdiri pertama kali bernaung di bawah Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Salatiga. Hal ini dapat dilihat dari kepanjangan nama MITTAPASA (Mahasaiswa Tarbiyah Pecinta Alam Salatiga) sampai pada perguliran waktu dan nama perguruan tinggi dari IAIN ke STAIN pada tahun 1997/1998. Seiring dengan itu nama MITTAPASA beubah menjadi MITAPASA, dengan menghilangkan huruf T (kepanjangan Tarbiyah).Perubahan iti dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan pengurus dan anggota saat itu. Dan sampai pada Mubes yang ke XI pada1 September 2004 juga masih mengubah arti makna dari nama MITAPASA (Mahasiswa Islam pecinta dan Pemerhati Alam Salatiga).Yang merupakan ide teman Pentul (02/03)

Perintis Mittapasa‘94

  1. Muhaimin (Racana : Giatops : ’89)
  2. MP Wibowo (Racana : P.A. : ‘89)
  3. Hanif Dzakiri (Senat : Getar : ’91)
  4. Tri Makno (Menwa : 92)
  5. Abdul Hakim ( Racana : 90)
  6. Anshori (Racana : 90)
  7. Rifai (Racana : Waka : 91)
  8. Latif Kurniawan ( Racana : Ketua : 91)
  9. Sugianto
  10. Umi Hannah (Racana ; Getar ; 92)
  11. Rofiq Isngadi ‘92
  12. Dll. yang belum dapat kami sebutkan.

Periodesasi Mapala Mitapasa Mulai ‘94

  1. Tahun 1994 – 1995 Rifai ( Kalibening )
  2. Tahun 1995 – 1996 Rifai ( Kalibening )
  3. Tahun 1996 – 1997 Amin Fakhrudin ( Boyolali)
  4. Tahun 1997 – 1998 Fakhrudin ( Boyolali)
  5. Tahun 1998 – 1999 Fajar Rosyidi ( Sukoharjo)
  6. Tahun 1999 – 2000 Fajar Rosyidi ( Sukoharjo)
  7. Tahun 2000 – 2001 Susanto ( Magelang)
  8. Tahun 2001 – 2002 Endang Karniti ( Pati)
  9. Tahun 2002 – 2003 Khusnul Abadi (Boyolali)
  10. Tahun 2003 – 2004 Mujibur Rahman ( Bringin Salatiga)
  11. Tahun 2004 – 2005 Abdul Hamid (Batang)
  12. Tahun 2005 – 2006 Eko Saputro (Demak)
  13. Tahun 2006 – 2007 Riza Arfani (Demak)
  14. Tahun 2007 – 2008 Farit Makruf (Magelang)
  15. Tahun 2008 – 2009 Yuni Mitayani (Salatiga)
  16. Tahun 2009 – 2010 Fardhian Hartanto (Magelang)
  17. Tahun 2010 – 2011 Muhammad Mufid (Salatiga)
  18. Tahun 2011 – 2012 Syarif Anam Muhammad (Salatiga)
  19. Tahun 2012 – 2013 Khusein Ali Mochammad (Salatiga)
  20. Tahun 2013­ – 2014 Ahmad Jamari (Getasan)
  21. Tahun 2014 – 2015 Ahmad Zakaria (Klaten)
  22. Tahun 2015 – 2016 M Zaenal Arifin (Magelang)
  23. Tahun 2016 – 2017 Soleh Rubiyanto (Demak)
  24. Tahun 2017 – 2018 Dwita Endrayani (Salatiga)
  25. Tahun 2018 – 2019 Nur Colis (Kab. Semarang)
  26. Tahun 2019 – 2020 Rizal Irkhamnanto (Magelang)
  27. Tahun 2020 – 2021 Muhamad Azis (Kab. Semarang)
  28. Tahun 2021 – 2022 Rahmanda Yudha Utama Suherman (Kab. Karanganyar)
  29. Tahun 2022 – 2023 Rio Kurniawan (Kab. Tangerang)

Penutup

Sebuah tantangan dan komitmen awal yang dibentuk temen-temen untuk memulai  berorganisasi yang identik dengan  kegiatan alam. Awal yang menjadi pijakan  atau landasan berpikir terbentuknya  Mapala MITAPASA :

  1. Penyaluran dan mempersatukan hobby temen-temen UKM I
  2. Mempertemukan skill mahasiswa untuk berkembang seperti yang lain.
  3. Ikut bertangung jawab atas pencemaran Salatiga.

Yang terakhir, apa yang kami tulis ini hanyalah merupakan langkah awal untuk  menggali kembali sejarah Mitapasa. Untuk itu kami berharap kepada semua anggota Mitapasa khususnya para alumni untuk dapat mengoreksi dan mengklarifikasi serta menyempurnakannya lebih lanjut agar dapat lebih bermanfaat bagi upaya penelusuran asal usul Mitapasa dengan segala perkembangannya.