Lompat ke konten

SURVIVAL

Dalam berkegiatan dialam bebas ada banyak hal yang perlu dipersiapkan, mulai dari persiapan fisik, mental, materi, peralatan dan yang tidak kalah penting adalah berbekal pengetahuan. Karena faktor tertingi penyebab kematian di alam bebas terkhusus di gunung adalah minimnya pengetahuan yang dimiliki seseorang. Kita juga harus mengantisipasi apabila akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Harus mengetahui ilmu dasar jika kita tersesat didalam hutan. Untuk itu artikel kali ini membahas tentang survival.

Survival merupakan upaya untuk bertahan dan bahkan keluar dari kondisi diluar dugaan. Modal dasar dalam melakukan survival adalah pengetahuan dan perlengkapan. Saat kita sadar apabila tersesat didalam hutan hal yang pertama kita lakukan adalah berhenti sejenak dan menenangkan diri, karena biasanya saat seseorang sadar mendapati dirinya tersesat dia akan panik dan berfikir negatif. Selanjutnya jika sudah tenang dan bisa berfikir dengan jernih observasi keadaan di sekitar untuk mencari titik balik. Disarankan untuk kembali ke titik yang lebih tinggi untuk mempermudah pencarian Tim SAR. Apabila tidak segera bertemu dengan orang lain kita harus menyiapkan perlindungan. Dimulai dari perlindungan diri, adalah semua atribut yang menempel di badan (baju, celana, topi, sepatu, dll) kemudian membuat tempat perlindunngan sementara (bivak). Ada 3 jenis bivak, yakni bivak alam contohnya gua, bivak buatan dari alam dan bivak buatan dengan bahan ponco/flysheet. Saat memilih tempat untuk pembuatan bivak kita harus memperhatikan gangguan dari atas, tengah dan bawah. Maksud dari memperhatikan dari atas adalah tidak mendirikan bivak dibawah ranting pohon yang lapuk. Memperhatikan tengah maksudnya kita dalam mendirikan bivak tidak berada di semak-semak belukar dan bawah maksudnya adalah kita harus pintar dalam memilih tempat yang diusahakan datar, tidak dijalur air ataupun dijalur hewan. Pendirian bivak lebih baik dilakukan pada siang hari atau saat masih ada matahari karena kitab isa lebuh leluasa melihat ancaman yang dating saat dalam keadaan terang bukan di kegelapan. Setelah mendirikan bivak dilanjutkan dengan membuat api dan perapian. Fungsi dari membuat api dan perapian adalah kepul asapnya bisa sebagai sinyal orang lain, melindungi dari hewan, menghangatkan tubuh dan memasak. Ada 3 unsur utama dalam membuat api yakni udara, panas, dan bahan bakar. Semakin rendah suhu maka diperlukan rautan kayu yang semakin halus untuk bahan.

Selain api dan bivak, persediaan air juga harus diperhatikan. Prioritas kebutuhan berdasarkan the rules of threes. Manusia mampu bertahan 3 minggu tanpa makanan, 3 hari tanpa air, 3 jam tanpa perlindungan dari lingkungan yang ekstrim dan 3 menit tanpa udara. Air dapat keluar lebih banyak menggunakan Teknik penyadapan air sore hingga pagi hari, cara menyadap pohon adalah dengan cara memotong salah satu batang tumbuhan yang hidup kemudian membungkusnya menggunakan plastih dan diikat dengan rapat,  akar liana biasanya dapat menghasilkan air lebih banyak dengan menggunakan Teknik ini. Teknik selanjutnya adalah transpirasi yakni dengan cara menggabungkan daun tumbuhan yang masih hidup kemudian membungkusnya menggunakan plastic dan mengikatnya dengan kuat. Selanjutnya adalah kondensasi, Teknik ini cocok digunakan di medan yang tepapar langsung oleh matahari. Caranya adaalah dengan membuat lubang dengan kedalaman kurang lebih 50 cm kemudian letakkan wadah didalam lubang dan taruh daun disekitar wadah lalu lubang tersebut ditutup menggunakan plastik dan di tengah-tengah diletakkan pemberat. Air hujan juga bisa dimanfaatkan saat keadaan darurat.

Ada beberapa patokan untuk mendapatkan makanan dialam bebas. Patokan umum tumbuhan sebagai sumber makanan yang aman adalah tidak mengandung getah, tidak berbulu, tidak berbau tidak sedap, tidak berwarna mencolok, dimakan oleh hewan mamalia terutama primate dan makan paling sedikit 5 jenis tumbuhan. Jika kita tidak mengenali jenis daunan yang akan kita jadikan sebagai sumber makanan kitab isa menggunakan lengkah-langkah berikut. Cium baunya terlebih dahulu, jika terasa asing jangan diteruskan jika tidak lanjut dengan sentuhkan ke bagian kulit yang tebal seperti telapak tangan jika tidak ada yang adeh kemudian sentuhkan ke bagian kulit yang lebih halus seperti punggung tangan kemudian sentuhkan ke bagian kulit yang lebih sensitive seperti bibir lalu cicip di ujung lidah jika ada rasa seperti sabun, pahit buang kalua tidak makan Sebagian kecil  tunggu beberapa saat kemuudian jika sudah dilakukam beberapa tahapan tersebut dan tidak menemukan kejanggalan tumbuhan tersebut dapat dikonsumsi. Dihutan ada 40 % pucuk yang bisa dimakan, 25% tanaman bawah (tanaman yang tidak terlalu tinggi) yang bisa dimakan, dan 30% buah-buahan yang bisa dimakan.

 

Ayu Tsalis S (Suki)

NTA:AT.160794.XXVI.216.PA

Divisi Gunung Hutan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *