Lompat ke konten

Erupsi Sang Atap Jawa Tak Selamanya Membawa Petaka

 

Gunung aktif  tertinggi di Pulau Jawa ini bukan pertama kalinya mengalami erupsi. Tercatat dari tahun 1818 pertama kalinya semeru erupsi dan pada tanggal 4 Desember 2021 kemarin, semeru kembali erupsi setelah sebelumnya mengalami peningkatan aktivitas berapi dan mengeluarkan awan panas guguran. Secara geografis letak gunung ini berada pada Kabupaten Malang dan Lumajang. Menurut salah satu pakar dari ITB, dia mengatakan bahwa material aliran lahar yang terjadi di Gunung Semeru ini merupakan akumulasi dari letusan sebelumnya, dan material tersebut telah menutupi kawah gunung. Dia juga mengatakan ada 3 penyebab semeru meletus. Yang pertama adalah karena volume di dapur magma gunung sudah penuh. Yang kedua karena ada longsoran di dapur magma. Yang ketiga ini karena curah hujan yang tinggi, abu vulkanik menahan di puncaknya baik dari akumulasi letusan sebelumnya, lalu terkikis oleh air sehingga gunung api kehilangan beban.

Kejadian ini tentunya menjadi luka mendalam bagi warga yang terdampak. Tetapi tahukah kamu jika letusan gunung berapi juga membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar? Ada hikmah yang menunggu setelah  bencana ini terjadi. Material padatan vulkanis ini akan menjamin kesuburan tanah di masa yang akan datang. Tanah vulkanis ini mengandung elemen penting dalam unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan kesuburan tanah. Elemen tersebut antara lain Kalsium Oksida, Magnesium Oksida, Potasium Oksida, Fosfor Pentaoksida.

Walau awalnya abu ini banyak menimbulkan petaka, tetapi pemanfaatan yang baik dan maksimal akan membuat abu ini menjadi sumber kesuburan tanah setempat. Jika saat ini letusan gunung membawa bencana, beberapa tahun kedepan material yang dihasilkan akan membawa berkah pada sektor pertanain untuk masyarakat sekitar.

 

 

Oleh : Amalia Shova/Seting/NTA:AT.160794.XXV.196.PA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *