Dalam melakukan pemanjatan di tebing kita di wajibkan untuk menggunakan standar Operasional Prosedur Pemanjatan yang baik dan benar. Karena keselamatan adalah hal yang paling utama dari segalanya. Apa saja sih standar Operasional Prosedur yang baik dan benar itu? Ada beberapa macam hal yang perlu di perhatikan dalam Standar Operasional Prosedur Pemanjatan yang pertama adalah Alat-alat yang harus di gunakan pada saat pemanjatan. Alat-alat tersebut adalah:
- Tali carmantel, fungsi utama tali carmantel dalam pemanjatan adalah sebagai pengaman apabila jatuh. Tali yang dipakai dalam panjat tebing terbuat dari nylon (kern) untuk menahan gerakan friksi juga sebagai penguatan digunakan pembungkus (mantle) sehingga tali ini bisa disebut “kermnantle“. Yang biasa digunakan ketika dalam divisi panjat adalah Tali Kermantel Dinamis yang Memiliki kelenturan bagus sehingga dapat berfungsi sebagai peredam kejut. Kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat maksimum yang diberikan. Biasanya memakai warna yang mencolok seperti merah, hijau dan ungu.
- Webbing (tali pita)
- Harness (tali tubuh), swami belt, chest harness, atau alat bantu peralatan lain, sebagai runners (titik pengaman), tangga (etrier) atau untuk membawa peralatan dan harness juga berfungsi untuk mengaitkan tali ke badan sebagai instalasi anchor utama
- Carabinner, adalah alat logam yang biasa digunakan untuk pengaman ataupun kebutuhan lainya. Ada beberapa macam carabinner diantaranya adalah :
a. Carabiner Screw (menggunakan kunci pengaman)
b. Carabiner Snap (tidak berkunci)
c. Carabiner automatic, merupakan gabungan dari carabiner snap dan screw
Secara prinsip, carabiner digunakan untuk menghubungkan tali dengan runners (titik pengaman), sehingga carabiner dibuat kuat untuk menahan bobot pemanjat yang terjatuh. Kekuatan carabiner terletak pada pen yang ada sehingga jika pen yang ada pada carabinber sudah longgar sebaiknya jangan dipakai.
- Helm, bagian tubuh yang paling lemah adalah kepala, sehingga perlu mengenakan helm untuk melindungi dari benturan tebing saat pemanjat terjatuh atau bila ada batu yang berjatuhan. Helm yang baik digunakan adalah helm yang memiliki karakteristik ringan tapi keras.
- Sepatu panjat, berfungsi sebagai pelindung kaki dan mempunyai daya friksi yg tinggi sehingga dapat melekat di tebing. Jenisnya sendiri yang sering digunakan adalah soft (lentur/fleksibel) dan hard (keras).
- Chalk bag, berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan magnesium carbonat (MgCO3) yang dipergunakan untuk menghilangkan keringat yang terdapat pada ujung jari.
- Prussik, merupakan jenis tali carmentel yg berdiameter 5-6 mm, biasanya digunakan sebagai penghubung anchor dengan runner/carabiner, juga dapat digunakan untuk meniti tali keatas dengan menggunakan simpul prusik dan cowstail.
- Sling, suatu tali yang dibentuk menjadi loop dengan cara menyambungkan kedua ujungnya. Berdasarkan jenis tali yang digunakan terdapat dua jenis sling yaitu : sling webbing, sling prussik.
- Herolop, mempunyai kegunaan hampir sama dengan sling dan biasanya dibuat oleh pabrik. Atau kalau tidak bisa menggunakan webbing. Fungsi dari heroloop biasanya digunakan untuk menggabungkan 2 carabiner menjadi satu unit yang disebut Runner.
- Runner, digunakan sebagai pengaman jalan, dibentuk dari 2 carabinner yang disatukan dengan sebuah herolop. Pemasangan carabiner sebaiknya berarah buka berlawanan, karena dimaksudkan untuk pembagian beban dan keamanan yang lebih.
- Figure of 8, terbuat dari bahan yang sama dengan Carabiner. Fungsinya sebagai pengaman pemanjatan yang digunakan oleh belayer. Dapat juga digunakan sebagai autostop ketika descender (turun) dengan tali.
- Etrier / Stirrup, adalah tangga untuk membantu menambah ketinggian tanpa menjejakkan kaki pada tebing. Bila rute yang akan dilalui ternyata sulit, karena tipisnya pijakan dan pegangan, maka etrier ini sangat membantu untuk menambah ketinggian. Pada Atrificial Climbing, etrier menjadi sangat vital, sehingga tanpa alat ini seorang pendaki akan sulit sekali untuk menambah ketinggian.
- Grigri, alat ini digunakan untuk membelay, alat ini mempunyai tingkat keamanan yang tinggi karena dapat membelay dengan sendirinya.
- Piton (Paku tebing), terbuat dari bahan metal dalam berbagai bentuk. Berfungsi sebagai pengaman, piton ini ditancapkan pada rekahan tebing. Sebagai kelengkapan untuk memasang atau melepas piton digunakan hammer.sesuai dengan bentuknya piton terbagi menjadi 2 : Piton blade (pisau), Piton angel (memiliki sudut).
- Hammer (Palu tebing), berfungsi untuk menanamkan pengaman dan melepaskan kembali, biasanya yg diapakai jenisnya ringan dan mempunyai kekuatan tinggi dan ujungnya berfungsi mengencangkan mur pada saat memasang hanger.
- Chock, adalah alat dalam pendakian tebing yang dimasukkan ke celah batu sehingga terjepit dan dapat menahan berat badan dari arah tertentu. Chock mempunyai tiga bentuk, yaitu Hexa (berbentuk segi enam), Stopper (berbentuk simetris), Trieams (berbentuk paruh burung) disamping itu chock juga berfungsi sebagai alat pengaman (runners).
- Friend, adalah pengaman yg diselipkan pada celah batu dengan bermacam ukuran yang bisa menyesuaikan bentuk dengan celah tebing. Biasanya ukurannya lebih besar dari chok, memiliki katup pembuka
- Sky hook, sebagai pengaman sementara dengan prinsip kerja menyisipkan ujung sky hook pada celah bebatuan dan harus terbebani, usahakan meminimalkan gerak.
- Hand Drill, satu set peralatan dalam artificial climbing yg berfungsi untuk menanamkan bolt dan kemudian digabungkan dengan hanger sehingga menjadi pengaman tetap.
- Bolt Hanger dan Resin Anchor, adalah pengaman tetap yang dipasang pada permukaan tebing yang telah dilubangi/dibor, diperkuat dengan baut tebing (bolt) sedang Resin Anchor dipasang pada permukaan tebing yang telah dilubangi dengan bor dan diperkuat dengan lem (resin glue)
- Peding, berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi antara alat dengan alat, atau alat dengan tebing / wall. Biasanya digunakan untuk pembuatan top anchor.
M. Alaika Ni’am (Ebi)
NTA: AT.160794.XXVI.205.PA