Lompat ke konten

CIPTAKAN BUDAYA KEBERSIHAN DI KAWASAN GUA KISKENDO

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Dari sudut lingkungan, kekayaan alam tersebut disebut dengan keanekaragaman hayati. Namun lingkungan sedang mengalami degradasi lingkungan yang cukup serius akibat dari perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran akan membuang sampah pada tempatnya.

Manusia dan lingkungan saling keterkaitan, keduanya sangat sulit untuk dipisahkan. Pengaruh alam terhadap manusia lebih bersifat pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih besifat aktif. Alam tidak memiliki kemampuan aktif-eksploitatif terhadap manusia, namun apa yang terjadi terhadap alam akan terasa pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Banyak manusia yang menyadari tentang pentingnya lingkungan dan alam, tetapi manusia terkadang lupa tentang bagaimana menjaga, merawat, melestarikan lingkungan dan alam supaya tidak punah. Sampah menjadi salah satu faktor penyebab dari terjadinya kerusakan lingkungan.

Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Interaksi lingkungan hidup dengan manusia merupakan suatu proses yang alamiah. Gua Kiskendo adalah gua yang menjadi objek wisata alam berupa alam hutan, gua alam, keanekaragaman flora fauna. Dalam gua Kiskendo ini juga terdapat komponen-komponen biotik dan abiotik. Dimana biotik terdiri dari flora diantaranya lumut, tumbuhan merambat, tumbuhan tales, rumput, pakis, pohon salak, pohon kopi, pohon metir, pohon waru, pohon bambu, dan sebagainya. Sedangkan faunanya diantaranya semut, kelelawar, nyamuk, kupu-kupu, laba-laba, burung, dan sebagainya. Komponen abiotik di gua Kiskendo terdapat batu, ornamen-ornamen mati, sampah plastik, air, peganggan dari bambu, papan nama gua, besi, sandal, tanah, udara, tempat duduk dan sebagainya. Kondisi lingkungan di sekitar dan dalam gua Kiskendo terdapat tanah yang lembab dan becek, tetapi juga terdapat beberapa tempat yang tanahnya kering. Udaranya sebenarnya sejuk karena banyaknya pepohonan, tetapi terasa panas sehingga berkeringat saat  memakai cover all. Di sekitar lingkungan juga terdapat beberapa tumpukan sampah di sekitar aliran sungai, air yang mengalir dibawah sedikit keruh, keadaan di dalam gua terdapat beberapa ornamen-ornamen yang masih hidup dan ornamen-ornamen yang sudah mati. Di tembusan gua vertikal terdapat tulisan-tulisan yang ditulis pada bagian batu atau dinding gua, terdapat genangan air dari ornamen yang hidup. Terdapat batuan karst  terbentuk dari air yang larut di daerah karst akan masuk kelubang-lubang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air ini lama-lama berubah jadi batuan yang bentuknya runcing –runcing seperti tetesan air.

Adanya beberapa tumpukan sampah baik di dekat aliran sungai ataupun di sekitar area gua Kiskendo menjadikan terjadinya pencemaran lingkungan. Dimana sampah-sampah plastik tersebut sulit untuk terurai, hanya sebagian kecil sampah yang dapat hancur. Sampah merupakan masalah yang dihadapi di berbagai tempat. Sampah juga menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan apabila tidak ditanggulangi. Tumpukan sampah dapat menyebabkan pertumbuhan organisme-organisme berbahaya, mencemari udara, air dan lingkungan.  Meskipun di gua Kiskendo mungkin belum terlalu banyak sampah yang tidak diatasi dengan baik, tetapi jika hal tersebut terus di biarkan maka akan menjadikan lingkungan disekitar gua Kiskendo rusak atau tercemar. Sampah yang dibuang begitu saja juga dapat menyebabkan dalam mempercepat pemanasan global, menyebabkan banjir. Meskipun sudah terlihat sangat jelas bahwa sampah terbukti merugikan, tetapi sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat dengan cara di daur ulang. Sampah yang terdapat dalam beberapa tumpukan di area gua Kiskendo sebaiknya di kumpulkan menjadi satu, kemudian dilakukan pemilihan sampah, sehingga sampah yang sudah dipilah dapat di komposkan atau di daur ulang secara optimal, dari pada dibuang sembarangan sehingga menumpuk di sekitar gua Kiskendo.

Sampah dapat didaur ulang dengan cara pemanfaatan kembali dijadikan barang sekreatif mungkin. Sedangkan untuk sampah-sampah seperti ranting atau sampah organik lainnya dapat dibuat biogas. Selain dengan cara tersebut, sebaiknya diberikan tong sampah organik dan anorganik sehingga para pengunjung dapat membuang sampah pada tempatnya. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir adanya sampah yang dibuang sembarangan.

Namun pada kenyataannya cara pengendalian sampah yang paling sederhana dan efektif adalah dengan menumbuhkan kesadaran diri sendiri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar gua Kiskendo supaya ikut berkontribusi dalam menjaga alam gua Kiskendo atau menambah tata tertib untuk dilarang membuang sampah sembarangan di area gua Kiskendo dengan sanksi-sanksi yang disepakati leh pengelola gua Kiskendo.

Selain sampah dalam gua Kiskendo juga terdapat 7 gua yang masih dikunjungi sampai saat ini, ada 4 tebing untuk repling dan rock climbing, serta terdapat ornamen-ornamen yang masih hidup dan ornamen-ornamen yang sudah mati. Batuan karst merupakan terbentuk dari air yang larut di daerah karst akan masuk kelubang-lubang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air ini lama-lama berubah jadi batuan yang bentuknya runcing –runcing seperti tetesan air.

Perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup harus sesuai dengan kaidah-kaidah lingkungan. Menjaga lingkungan hidup agar tidak punah dan tidak tercemar merupakan kewajiban bagi manusia. Dibutuhkan kesadaran diri sendiri agar dapat meminmalisir adanya sampah. Menjadikan sampah sebagai kompos dan mendaur ulang sama secara optimal merupakan cara yang efektif dalam menjaga lingkungan melalui sampah-sampah organik dan anorganik. Jika kita sebagai manusia tidak menjaga lingkungan sebagai sumber alam bagi kehidupan manusia maka hal tersebut berdampak melemahnya kesadaran manusia tentang pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan manusia sendiri.

Maka dari itu perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat sekitar khususnya gua Kiskendo supaya masyarakat sadar akan pentingnya lingkungan bagi kehidupan sehari-hari. Serta juga dibutuhkan tata tertib untuk tidak membuang sampah sembarangan dan apabila melanggar akan mendapatkan sanksi. Hal tersebut supaya pengunjung atau siapapun sadar bahwa membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *