Lompat ke konten

Musnahnya Tebing di Bandung Barat

Berjejernya gunung dan bukit yang ada di Bandung Barat yaitu gunung Pabeasan, Gunung Hawu dan Gunung Singgalang. Gunung dan bukit di Bandung Barat ini mempunyai jenis batuan kapur yang merupakan bagian dari bentang alam karst Citatah, serta lokasi panjat tebing yang legendaris. Tebing legendaris tersebut yaitu Tebing Citatah yang terletak di kawasan Citatah, Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di 5 km Padalarang. Kawasan Citatah sendiri memiliki tiga tebing yaitu Tebing Citatah 48, Tebing Citatah 90, dan Tebing Citatah 125.

Tebing Citatah 48 terletak di Jl.Pamucatan Raya, Bandung, Jawa Barat. Tebing ini berada di bawah pengawasan Kopassus. Sehingga ketika melakukan kegiatan di Tebing Citatah 48 diharuskan ijin terlebih dahulu kepada Kopassus. Tebing Citatah 90 terletak di daerah Padalarang, Bandung, Jawa Barat. Tinggi tebing ini sama dengan namanya yaitu sekitar 90 meter dari permukaan tanah. Tebing Citatah 125 terletak pada Gunung Kapur tertinggi di daerah Citatah yaitu Gunung Singgalang yang tingginya 125 meter. Seperti namanya Tebing Citatah 125 ini adalah tebing yang paling tinggi di antara tebing lain yang berada di kawasan karst Citatah.

Tebing Citatah yang legendaris tersebut biasanya digunakan oleh anak-anak Bandung untuk melakukan kegiatan latihan panjat tebing dan kadang hanya bersenang-senang mengabiskan waktu di sore hari. Dan kini, sudah mulai di gerogoti oleh para penambang batu kapur. Adanya pabrik-pabrik kapur yang berdiri menghimpit bagian depan tebing dan bukit yang di kenal sebagai Tebing Citatah 125. Terutama di bagian belakang Gunung Pabeasan sudah sangat mengenaskan keadaannya yang terkeruk oleh penambang. Kawasan punggung bukit tersebut terkelupas dan terpapas oleh aktivitas penambang.

Penambangan tersebut dilakukan oleh perusahaan yang memiliki alat-alat berat serta pabrik tepung kapur. Suara mesin berat penambangan yang tengah merontokan batu terdengar sangat keras dan menganggu warga sekitar. Tidak hanya suara mesin saja, tetapi juga polusi udara yang disebabkan adanya penambangan batu kapur tersebut. Jika terus dibiarkan seiring berjalannya waktu, Gunung Pabeasan akan hilang dan habis oleh penambang, tidak hanya bagian belakangnya saja. Kepala RT dan Karang Taruna di daerah Tebing Citatah 125 bersikap tegas, melakukan penolakan penambangan di daerah sekitar Tebing Citatah 125. Serta memilih untuk mengelolanya karena bagian dari sejarah Panjat Tebing pertama di Indonesia dan pelestarian alam Tebing Citatah 125. Sehingga Tebing Citatah 125 tidak terkeruk oleh penambang seperti yang lain.

 

Oleh : Oktavia Anggraeni/Andalis/NTA:AT.160794.XXIV.191.PA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *