Kondisi sampah yang menumpuk di wilayah Tambakrejo, Tanjung Mas, Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah menjadikan beberapa komunitas di Semarang melakukan konsolidasi seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES), kelompok nelayan Bahari Rejo, WALHI Jawa Tengah, Ikatan remaja Tambakrejo, LBH Semarang dan lainnya melakukan kegiatan “Sengkuyung bersih sampah di Tambakrejo” lewat aksi membersihkan titik himpunan sampah di daerah tersebut pada hari Senin, 5 April 2021 pukul 14.00 WIB.
Dari Mapala MITAPASA IAIN Salatiga sendiri terdapat kurang lebih 13 orang turut berpartisipasi mengikuti aksi bersih sampah ini.
“Kegiatan ini membuka mata saya akan adanya dampak cuaca iklim maupun negosiasi di Indonesia pada saat ini dan ketika saya terjun langsung di lapangan membuat hati saya semakin tergoyah untuk sadar diri akan analisa sosial masyarakat hidup di dunia ini dengan dampak keserakahan manusia yang lupa akan kebersihan lingkungan di kota, walau begitu masyarakat di sekitar hidup dengan guyup rukun dan damai pada kegiatan sehari-harinya. Maka, pada intinya kegiatan itu pun juga menjadikan evaluasi diri buat kita agar tetap menjaga lingkungan.” Ungkap Ridho dari Mapala MITAPASA
Tambakrejo sendiri merupakan salah satu tempat tinggal nelayan sekaligus muara dari Banjir Kanal Timur. Dengan membersihkan sampah di sana, diharapkan kebersihan di lingkungan hilir sungai tersebut akan membaik. Kegiatan ini tak lain dilatarbelakangi sebagai wujud peringatan dengan adanya tiga hari penting, yakni Hari Nelayan (6 April), Hari Kartini (21 April), dan Hari Bumi (22 April).
Pengikisan tanah oleh air laut atau yang biasa disebut abrasi itu terjadi juga di wilayah Pesisir tersebut dengan penurunan tanah sekitar 16-17 cm pada setiap tahunnya. Tumbuhan bakau (mangrove) yang hidup di air payau wilayah pesisir laut dulunya masih banyak dan akibat dari dampak iklim cuaca dan industralisasi di Indonesia ini imbasnya terhadap tempat warga sekitar yang sekarang dialokasikan ke tempat tersebut. Adanya sampah dilaut bukan karena ulah dari warga desa sekitar laut tetapi terjadi akibat kiriman sampah dari daerah kota maupun dataran tinggi yang membuang sampah sembarangan di laut. Walaupun dampak tersebut terjadi di daerah tersebut, warga desa Tambakrejo tetap hidup guyup rukun dan senang.
“Saya sudah cukup senang warga desa Tambakrejo ini yang hidup guyup rukun dan tentram, apalagi ketika ada yang kesusahan warga sekitarpun saling membantu satu sama lain”. ujar Pak Purwadi warga desa Tambakrejo.
Oleh : Sie Lingkungan Hidup Mapala MITAPASA