TPA Ngronggo merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Salatiga yang tidak hanya memberikan manfaat sebagai tempat pembuangan akhir, seharusnya dapat memberikan nilai tambah bagi pemerintah ataupun rakyat sekitar. Secara nyata TPA Ngronggo banyak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan seperti pencemaran air, tanah dan udara. Manfaat yang ada di TPA Ngronggo belum sepenuhnya maksimal.
Masalah sampah bukan hal baru yang terdengar bagi semua kalangan, namun sampai saat ini pun belum juga mendapat solusi ataupun tindakan untuk mengurangi sampah, terutama sampah plastik yang kian menumpuk hari demi hari.
Data yang diperoleh tim riset lapangan Mapala Mitapasa menyebutkan bahwa Kota Salatiga memiliki sebuah TPA bertempat di Ngronggo Kec. Argomulyo yang memiliki luas 5,3 hektar. Setiap harinya TPA Ngronggo menerima sampah sebanyak 95 ton perhari dari berbagai TPS yang tersebar se-Kota Salatiga. Kota Salatiga sendiri memiliki TPS sebanyak 32 dan 7 diantara berstatus TPS 3R.
Presentase sampah yang masuk dalam TPA ini rata-rata 80% berupa sampah plastik yang disulit penguraiannya. Yang seharusnya harus dilakukan penanganan lebih intensif. Agar TPA tidak mengalami pelebaran lahan. Ini diakibatkan oleh perilaku masyarakat masih menggunakan single-us plastic. Ini menyebabkan produksi sampah plastik tidak dapat ditekan.
Menurut Ika Petra selaku Kepala UPT TPA Ngronggo mengatakan bahwa proses pengeloaan yang dilakukan TPA Nronggo menggunakan sistem Landfill untuk sampah non-organik dan pengolahan kompos untuk sampah organik. Perlu diketahu bahwa sistem Landfill yaitu pengelolaan sampah dengan cara ditumpuk dengan tanah kemudian dilapisi sampah, sampai menumpuk menjadi lapisan yang tinggi, sebelum itu tempat yang digunakan untuk sistem tersebut sudah diberi alas berupa terpal dan pralon untuk mengolah lendir yang dihasilkan oleh sampah. Untuk hasil pengolahan sampah organik menjadi kompos dibuat menjadi dua jenis kompos yaitu padat dan cair. Kompos tersebut nantinya akan diberikan atau di distribusikan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dengan kapasitas 1 sakn (7,5 kg) kompor per satu orang dan 5 sak kompos untuk satu organisasi atau komunitas. Dan hanya 1,8 ton kompos yang jadi dalam jangka waktu satu bulan.
Menurut Udiyatno selaku bagian kebersihan di DLH Kota Salatiga mengatakan bahwa bertanggung jawab untuk mengangkut sampah datri TPS-TPS menuju TPA. sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Sampah yang masuk berupa sampah rumah tangga yang sudah dipilah sehingga di TPA hanya di lakukan pengelolaan Landfill dan pengolahan kompos.
Pemilahan sampah seharusnya dilakukan mulai dari rumah, jadi sampah rumah tangga yang di angkut oleh dinas sudah dipilah dirumah masing-masing. Pemerintah kota juga sudah menyediakan tempat sampah di trotoar agar sampah sudah berada pada masing-masing jenisnya. Namun, kesadaran masyarakat akan memilah sampah masih jauh dari kata baik. Sa,pah yang masuk ke TPA rata-rata banyak yang masih tercampur. Sehingga banyak pemulung yang berada dilokasi zona landfill untuk mencari sampah.
Selain dari rumah masing-masing, pemilahan sampah juga dapat dilaksanakan pada bank sampah. Bank sampah di Kota Salatiga sebanyak 206 dari data tahun 201, dari 206 bank sampah hanya 3% yang masih aktif dalam pengelolaannya. Hal ini dikarenakan masyarakat kurang inisiatif untuk bergabung dalam bank sampah.
Terlepas dari itu, dampak dari TPA sendiri tidak baik bagi masyarakat sekitar Ngronggo terkait kesehatannya. Karena hampir setiap hari mereka menghirup udara yang bercampur dengan aroma sampah. Hal fatal yang terjadi dapat merusak paru-paru ataupun sistem pernapasan yang lain. Apabila tidak dilakukan pengecekan secara berkala.
sebab itu, bagaimana cara kita untuk mengurangi produksi sampah dalam setiap harinya, ataupun bagaimana peran pemerintah mengajak masyarakat untuk mengurangi sampah dengan menerapkan zero-waste dalam kehidupan sehari-hari dan menolak pemakaian single-use plastic. Hal ini dapat verpengaruh apabila diterapkan secara rutin dan dilakukan oleh semua kalangan di kota salatiga.
(TIM Riset Mapala Mitapasa)